Total Tayangan Halaman

Sabtu, 03 Desember 2011

Senyum adalah satu kata yang sederhana, tetapi memiliki sejuta keajaiban. Kita pasti senang melihat orang yang sedang tersenyum. Bagaimanapun bentuk dan fisik orang apabila dia tersenyum dia akan terlihat menarik. Amalan yang paling mudan dan murah adalah senyum kata pak ustad. Senyum itu sehat menurut bapak dokter dan guru olah raga. Senyum itu bernilai miliaran rupiah.
Hanya satu saja syarat untuk mendapatkan semua keajaiban tersebut, yaitu senyuman yang tulus. Yup betul, sebuah senyum tulus lebih baik dari pada sejuta senyum palsu yang terencana. Senyum palsu pastinya tidak enak untuk dilihat. Prosesnya terlalu teknis seperti mesin mati. Senyum palsu tidak ada artinya sedangkan senyum tulus banyak artinya.
Bayi adalah masternya senyuman tulus. Begitu riang, polos dan tulus karena memang dia ingin tersenyum. Sebuah rumah praktik dokter mengalami hal ini. Biasanya tempat-tempat seperti itu penuh dengan kesuraman terutama di ruang tunggunya. Kebetulah hari itu pasien yang datang ingin berobat sangat banyak. Alhasil mereka harus mengatri berjam-jam di sana untuk menunggu diobati. Suasana muram durja menghiasi tempat itu. Hampir semua orang meratapi nasibnya yang membuluk di ruang tunggu pasien.
Lalu seorang ibu datang dengan bayinya. Bayi tersebut tiba-tiba tersenyum kepada seorang bapak yang ada di sana. Spontan bapak itu membalas senyuman bayi tersebut. Sang bapak kemudian mengobrol dengan ibu anak itu dan memberitahunya betapa lucu anaknya. Ibu itu sangat senang anaknya dibilang lucu. Dia lalu meceritakan berbagaihal kepada bapak tersebut. Suasana di sana tiba-tiba menjadi hangat karena satu senyuman dari seorang bayi.

Kita tidak perlu cantik, ganteng, pakai perhiasan dan beli mobil mewah untuk menarik. Pendidikan juga bukan hal yang utama untuk menarik minat orang. Saya lebih senang dan menghormati lulusan SMA yang murah senyum dari pada melihat seorang Phd dengan raut muka suram.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar